Sejarah tanah Papua yang diabaikan (Bagian 1)


Papua, sebuah propinsi terluas diujung timur Indonesia dengan kekayaan alam melimpah. Propinsi ini tepatnya berada di pulau Nugini atau yang dulu dikenal dengan nama Irian, yang dibagi menjadi dua bagian dimana bagian baratnya dikuasai oleh Indonesia, dan sebelah timur oleh negara Papua Nugini.

Propinsi ini dulunya mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, namun sejak tahun 2003 dibagi menjadi dua propinsi dengan bagian timurnya tetap memakai nama Papua sedang bagian baratnya memakai nama Papua Barat. Papua memiliki luas 808.105 km persegi dan merupakan pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland dan terbesar pertama di Indonesia.

Sekitar 47 persen wilayah pulau Papua merupakan bagian dari Indonesia, dimana dikenal sebagai Netherland New Guinea, Irian Barat, West Irian, serta Irian Jaya, dan belakangan dikenal sebagi Papua. Sedangkan sebagian lainnya merupakan wilayah negara Papua New Guinea (Papua Nugini) yang bekas koloni Inggris.

Hubungan sejarah Indonesia dengan Papua
Sejarah Indonesia sesungguhnya tidak terlepas dari sejarah Papua yang sejak 18 masehi, para penguasa kerajaan Sriwijaya mengirimkan cinderamata kepada kerajaan Tiongkok. Persembahan itu ternyata turut memberikan beberapa ekor burung Cenderawasih yang pada masanya dikenal sebagai 'Janggi.'

Sebuah catatan juga tertulis didalam kitab Nagarakretagama dimana Papua termasuk didalam wilayah kerajaan Majapahit pada abad ke-12 hingga 15. Selain itu, masuknya Papua didalam wilayah kekuasaan Majapahit juga tercantum didalam kitab Prapanca pada abad ke-13.

Saat ini terdapat tidak kurang 234 bahasa pengantar di Papua yang digunakan oleh lebih kurang 500 ribu penduduk Papua. Sayangnya, banyak dari bahasa ini yang digunakan oleh kurang dari 50 penutur. Begitu banyaknya bahasa pengantar tersebut tidak terlepas dari pengaruh geografi wilayahnya yang memiliki kepadatan hutan, jurang yang curam sehingga menyulitkan penduduknya berinteraksi satu sama lain.

Saat ini, bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia, yan menjadi bahasa resmi negara Indonesia.

Bersambung.









Masukkan email sobat untuk dapatkan berita terbaru:

0 Response to "Sejarah tanah Papua yang diabaikan (Bagian 1)"

Post a Comment